Minggu, 04 Januari 2015

Apakah Kamu Telur, Kentang Atau Kopi?


Setiap orang pasti menghadapi tekanan dan masalah dalam hidup. Setiap orang pun punya sikap berbeda dalam meresponi tiap masalah yang ia hadapi. Tidak jarang, masalah-masalah membuat kita lelah dan tertekan. Inilah yang dialami Tania, seorang wanita muda berusia 22 tahun yang baru saja masuk ke lapangan kerja.

Dengan lunglai, ia pulang ke rumah melihat sang ayah sedang duduk mengaso di beranda depan. Sambil mengeluh, Tania duduk di sebelah ayahnya dan mulai mengeluhkan kesulitan-kesulitan hidupnya. Di akhir cerita ia berkata, “Aku capek, Pah.”


Ayahnya membawa Tania ke dapur. Ia pun segera menjerang air di tiga panci kecil berbeda secara bersamaan. Ketika air dalam panci-panci itu mulai mendidih, ia segera menempatkan kentang di panci pertama, telur di panci kedua, dan serbuk kopi hitam di panci ketiga.

Setelah 20 menit, ia mulai mematikan kompor dan mengambil satu mangkok dan meniriskan kentang dan telur yang tadi direbus ke dalamnya. sang ayah pun mengambil satu cangkir dan mengisinya dengan seduhan kopi.

Tania yang bingung dan lelah, memandang ayahnya dengan penuh tanya.

Sambil tersenyum lembut, sang ayah bertanya, “Apa yang kamu lihat?”

“Kentang, telur, dan kopi?” jawab Tania.

“Lihat dan sentuh kentang dan telurnya.” Tania pun menyentuh kentang yang melembut sesudah direbus dan telur rebus. Kemudian ia menyesap kopi yang tadi diseduh sang ayah, aroma kopi itu membuat Tania merasa tenang dan tersenyum kecil.

“Kamu lihat kan baik kentang, telur dan kopi semuanya menerima perlakuan yang sama yaitu dimasukkan ke dalam air mendidih. Tapi, tidakkah kamu menyadari perbedaan hasil akhir dari ketiganya? Kentang yang awalnya keras menjadi lembut dan mudah dilumat, sebaliknya telur yang tadinya cair mengeras dan menjadi solid. Lain lagi dengan kopi yang akhirnya mengubah warna air dan menghasilkan aroma yang harum. Sama halnya dengan manusia, kita semua mengalami masalah, namun yang membedakan satu dengan yang lain adalah respon kita ketika menghadapi masalah itu. Apakah kita akan hancur, menjadi semakin kuat, atau malah memberi pengaruh yang baik pada sekeliling kita?”

Setelah mendengarkan penjelasan sang ayah, Tania berlari menghampiri ayahnya, memeluk, dan mengucapkan “terimakasih, Papa.”

Sobat, sama seperti Tania, kita pun mau tidak mau akan selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan dan masalah. Tapi yang paling penting adalah bagaimana sikap kita ketika menghadapi setiap tantangan dan masalah itu. Usahakan setiap tantangan dan masalah yang kita hadapi menjadikan kita semakin kuat, bukannya terpuruk.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar