Minggu, 04 Januari 2015

Susahnya Jadi Ambivert: Dia yang Tidak Introvert Tapi Sebenarnya Pemalu

Pernah berpikir kalau kamu adalah seseorang yang ambivert, alias ekstrovert tapi sekaligus juga introvert? Layaknya Ali Topan Anak Jalanan kamu menikmati merasa terasing di tengah keramaian.  Dari luar kamu terlihat energik, mudah bergaul, dan disukai banyak orang. Namun sebenarnya kamu nggak selalu merasa nyaman berinteraksi sama orang lain. Pandai bicara dan humoris bukan berarti kamu selalu mau terlibat dalam percakapan.
Teman-temanmu berharap kamu bisa membuat suasana jadi rame, dan kamu emang bisa bikin suasana jadi meriah. Lalu kamu menarik diri pelan-pelan keluar dari keramaian dan kembali menyendiri. Jika blues adalah musik pengiringnya, maka ini adalah lirik dari kamu:


1. Kamu Bukan Anti-Sosial, Kamu Cuma Selektif Memilih Teman

Bukan anti-sosial kok
Bukan anti-sosial kok via www.mashable.com
Bukannya kamu angkuh atau merasa lebih baik dari orang lain, tapi kamu merasa diri punya “jatah” atau kuota untuk berteman dan menghabiskan waktu dengan orang lain. Kamu senang membuat orang lain tertawa atau bisa berbincang-bincang dengan mereka, tapi nggak terlalu lama karena kamu juga butuh waktu sendiri.


2. Teman Main dan Nongkrongmu Boleh Banyak. Tapi Teman Baikmu Cuma Ada Satu (Atau Dua, Kalau Beruntung)

Dua sudah kebanyakan
Dua sudah kebanyakan via pixel.nymag.com
Kamu bukan orang yang punya banyak lingkaran pertemanan, apalagi yang berbeda-beda latar belakangnya satu sama lain. Kamu nggak begitu mudah membuat teman baru karena sebenarnya kamu sedikit pemalu. Tapi sekali kamu bisa cocok dengan orang lain, orang itu akan jadi teman seumur hidupmu.


3. Kamu Gak Ngerti Apa Gunanya Acara Ngumpul-Ngumpul Seperti Reuni, Prom Night, Pesta Atau Arisan

What prom?
What prom? via alyceparis.com
Acara seperti demikian bukan buat kamu; kamu gak ngerti manfaatnya apa. Kamu gak ingin terlibat dengan kegiatan kumpul-kumpul macam itu. Bagimu, acara sosial yang menyenangkan adalah acara yang dihadiri hanya oleh orang-orang terdekatmu.

4. Tapi Sekalinya “Kesambet” Ketika Akhirnya Pergi Keluar, Kamu Malah Jadi ‘Biang Pesta’

Sisi ekstrovertmu kadang keluar di waktu yang nggak disangka-sangka. Misalnya: setelah dipaksa teman-temanmu, akhirnya kamu mau keluar rumah dan justru jadi bintang di tempat pesta. Joget di atas meja semalaman, pulang paling pagi, teriak-teriak dan ketawa paling keras.


5. …Lalu Kamu Kembali Pulang Dan Menutup Diri

Kembali menutup diri
Kembali menutup diri via blog.hood.ie
Sehari setelah jadi biang pesta, kamu akan mengurung diri di kamar — kalau perlu pergi ke tempat sepi yang minim koneksi dengan dunia luar. Kamu butuh waktu untuk sendirian supaya emosimu bisa tenang.


6. Kamu Selalu Berusaha Menghindar Ketemu Sama Orang Lain

asd
Tetap Hangat via wikihow.com
Kalau bisa milih, kamu bakal memilih untuk nggak berpapasan dengan orang yang kamu kenal. Tapi ketika kamu benar-benar ketemu salah satu dari mereka di jalan, kamu akan dengan senang hati dan hangat bercakap-cakap dengan mereka.

7. Dalam Kegiatan Pacaran, Kamu pun Sering Menemukan Keanehan. Kamu Bisa Mesra Kalau Langsung Ketemuan. Sisanya? Dataaar~

Apa itu bagian dari pacaran?
Apa itu bagian dari pacaran? via coffeemeetsbagel.com
Pas kamu ketemuan sama dia, kalian bisa tertawa dan ngobrol dengan mesra. Anehnya, kalau kalian sudah kembali ke rumah masing-masing, kamu akan malas buat membalas SMS-nya atau menelepon dia. Bukan karena kamu nggak perhatian atau sayang; kamu cuma terlalu menikmati waktumu sendirian.


8. Walaupun Menghindari Ketemu Orang, Kamu Adalah Pribadi yang Ramah dan Mudah Disukai

Mereka yang datang sendiri
Mereka yang datang sendiri via www.youtube.com
Kamu bukannya sengaja tebar pesona; kamu cuma memang dari sananya bisa bikin orang ketawa. Kalaupun kamu sengaja, kamu gak akan berusaha menarik perhatian semua orang di suatu acara — paling cuma sama tiga-empat orang doang.


9. Tanpa Alasan, Kamu Tetap Menjadi Misterius

Misterius dari ukuran media sosial
Misterius dari ukuran media sosial via www.wired.com
Sebenarnya gak ada misteri yang spesial gitu dari hidupmu, itu cuma anggapan orang lain aja. Anggapan ini pun tercipta cuma gara-gara hal yang sederhana: kamu gak pernah merasa penting untuk melaporkan apa yang terjadi pada hidupmu di media sosial.


10. Tapi, Ada Masanya Juga Dimana Kamu Nge-Tweet Tiap 5 Menit Sekali

Dan tiba-tiba hilang
Dan tiba-tiba hilang via reporting.sunlightfoundation.com
Mungkin kamu waktu itu lagi overexcited dengan suatu event besar: Piala Dunia, pemilu 2014, atau kedatangan band favoritmu ke Indonesia. Setelah event itu selesai, situasi kembali normal dan kamu mendadak malu membaca tweet-tweet penuh semangat yang pernah kamu ketikkan. Lalu akun Twitter-mu kamu deactivate selama sebulan.

11. Kamu Sebenarnya Ingin Berinteraksi, Tapi Kamu Juga Merasa Gak Nyaman Sendiri

Jadi canggung
Jadi canggung via www.the-underground.ca
Kamu berpapasan dengan teman lama di jalan. Sayangnya, waktu itu kamu lagi ada dalam mode “pengen sendiri dan nggak bisa diganggu”. Ujung-ujungnya, tanpa disengaja olehmu atau dia, suasana di antara kalian berdua pun jadi canggung banget.


12. Kamu Gak Akan Pernah Paham Dengan Dikotomi ‘Introvert’ Dan ‘Ekstrovert’

Gak sama kalian, tapi aku masih bisa lihat kalian
Gak sama kalian, tapi aku masih bisa lihat kalian via psikologid.com
Karena kamu seorang introvert yang ekstrovert. Atau seorang ekstrovert yang introvert. Kecenderunganmu berperilaku akan sangat tergantung pada suasana hatimu waktu itu.


13. Walau Sering Merasa Kikuk, Kamu Tetap Punya Public Speaking Skill Yang Oke

Kenapa harus saya?
Kenapa harus saya? via www.weddingbee.com
Karena kamu punya kemampuan alamiah untuk bikin orang terhibur, banyak orang di sekitarmu yang menyarankan supaya kamu jadi MC atau pembaca pidato di suatu acara. Kemampuan public speaking-mu oke dan kamu tetap bisa terlihat pede, walaupun dalam hati kamu pengen muntah kalau dihadapkan dengan kerumunan orang.

14. Kamu Ingin Diperhatikan, Tapi Kamu Gak Tahan Kalau Ada Orang Yang Memandangi Kamu

Gak sanggup
Gak sanggup via www.sooziq.com
Akui aja, kamu pasti mau sedikit apresiasi setelah melakukan usaha keras di sekolah atau pekerjaanmu. Kamu mau orang-orang di sekitarmu mengucapkan “Selamat!” atas prestasi yang kamu torehkan atau “Makasih, ya…” atas bantuan yang kamu berikan. Tapi kamu akan risih ketika sadar bahwa ada orang yang bersimpati atau kagum padamu. Kamu pun akan segera panik kalau seluruh mata di ruangan mengarah padamu.


15. Bagi Orang Lain, Sifat Aslimu Seperti Teka-Teki

d
Penuh teka-teki via www.bontonist.com
Dan meskipun berat, kadang-kadang kamu harus mengakui itu. Kamu sendiri kadang nggak ngerti apa yang sebenarnya kamu mau, atau sifat mana yang sebenarnya adalah sifat aslimu. Kalau kamu bertanya “Aku sebenarnya orangnya kayak apa sih?” ke teman-temanmu, mereka bisa memberi jawaban yang beda-beda. Ketidaktegasan adalah kelemahan terbesarmu.

16. Kamu Paling Suka Nongkrong Di Kafe, Dikelilingi Orang Namun Tetap Sendirian

Sendiri di keramaian
Sendiri di keramaian via coffee-and-wood.tumblr.com
Entah untuk belajar, menyelesaikan tugas, atau sekedar duduk dan menghabiskan waktu luang, sendirian di tengah keramaian menjadi kepuasan batin terbesarmu. Kalau kamu terus-terusan belajar atau bekerja dalam kelompok, kamu akan cepat lelah dan emosi. Sementara kalau kamu mengurung diri terus di kamar, kamu bisa merasa gila dan kesepian.


17. Kamu Pun Nggak Masalah Kalau Harus Traveling Sendirian

Going solo
Going solo via www.sologirltravel.com
Kamu nggak masalah menjadi solo traveler yang ke mana-mana sendirian. Tapi setibanya di tempat tujuan, kamu bisa membaur dengan warga lokal. Kamu nggak akan malu bertanya arah jalan atau meminta tolong bapak penjaga warung untuk mengambil fotomu di depan monumen paling gaul di kota dimana kamu sedang bertandang.


18. Butuh Waktu Yang Lama Sebelum Kamu Sadar Kalau Kamu Ternyata Pemalu

Aku cuma pemalu, bukan sombong
Aku cuma pemalu, bukan sombong via taylorswiftsongs2.blogspot.com
Setelah bertahun-tahun akhirnya kamu sadar kalau kamu bukannya sombong atau nggak suka manusia. “Sebenarnya, aku cuma pemalu…” katamu. Sayangnya saat orang lain mendengar pernyataan itu, mereka akan ketawa dan bilang “Yaelah…yang benar aja!”

SUMBER

Kisah Tanah Liat dan Periuk

Dikisahkan seorang perajin periuk lokal akhirnya memiliki kesempatan untuk tampil di sebuah pameran internasional di kota tempat tinggalnya. Mendapat berita tersebut, sang perajin pun tidak membuang kesempatan untuk bisa memajang hasil karyanya di depan orang banyak. Hingga pada akhirnya dia memilih beberapa karya terbaiknya dengan hati-hati.
Sehari sebelum pameran, tanah liat pun berbincang dengan periuk mengenai perasaan yang dirasakannya selama ini.

Tanah liat             : “Selamat ya akhirnya banyak orang yang bisa melihat keindahan kamu setelah dipoles sebegitu indahnya oleh sang perajin. Tapi aku merasa dunia ini kejam dan tidak adil. Aku hanya tetap menjadi tanah liat sedangkan kamu bisa jadi periuk dengan kualitas terbaik dan punya nilai harga jual yang tinggi.”

Periuk                   : “Kenapa kamu berkata seperti itu? Bukankah kamu sendiri tahu dan sadar kalau kamu memang tidak bisa dibentuk meskipun dipaksakan?”

Tanah liat             : “Tapi kan sang perajin punya tangan yang handal yang bisa mengubah aku jadi seperti kamu dan teman-teman lainnya?”

Periuk                   : “Sang perajin pasti tahu yang terbaik untuk kamu. Siapa tahu saja suatu hari kamu bisa diubahnya jadi seperti aku dan teman-teman.”

Tanah liat             : “Tetap saja itu tidak adil. Kalau kamu dan teman-teman bisa diubah kenapa saya tidak?”

Periuk                   : “Berhentilah untuk menyalahkan sang perajin. Renungkanlah hikmat yang kamu dapat karena belum tentu ketika orang-orang membeli kami mereka bisa memperlakukan kami dengan baik. Sedangkan kamu bisa saja saat ini belum bisa dibentuk tapi kalau kamu memang sudah waktunya untuk dibentuk maka kamu bisa jadi salah satu karya terbaik dari yang terbaik milik sang perajin.”

Tanah liat             : (Terdiam dan merenung)

Sobat, jelas tersirat pembelajaran hidup dari kisah di atas. Cerita tersebut menggambarkan bagaimana terkadang kita menyalahkan orang lain terhadap kegagalan kita tanpa memikirkan pelajaran apa yang bisa kita dapat dari kegagalan kita tersebut. Kegagalan yang kita alami bisa saja jadi pelajaran berharga jika kita memang bisa bangkit dan berusaha untuk memperbaiki kegagalan itu dengan menjadi pribadi yang berkualitas baik. Jadilah seorang yang penuh semangat dan motivasi dalam menjalani hidup ini. Tuhan yang menciptakan Anda dan saya selalu mempunyai tujuan yang baik untuk setiap masing-masing kita.

SUMBER

Direktur dan Seorang Pemuda

Seorang pemuda berpakaian rapi dengan map cokelat ditangannya memandang cermin dan menyisir rambutnya lebih rapi lagi. Hari ini ia hendak melamar pekerjaan disebuah perusahaan multinasional terkenal di kotanya. Setelah selesai bersiap-siap, ia pun pergi ke tempat tujuannya dan melakukan wawancara kerja. Yang mewawancarai pemuda ini adalah direktur perusahaan multinasional tersebut secara langsung. Direktur itu pun melihat semua dokumen dan CV yang si pemuda ini bawa dan berujar bahwa nilai-nilai akademik pemuda ini sangat bagus.

Kemudian si direktur bertanya kepada si pemuda, “Apakah biaya pendidikan kamu hingga S1 dibiayai oleh Ayahmu?” Si pemuda menjawab, “Tidak. Ayah saya sudah meninggal. Yang membiayai semua biaya sekolah saya adalah Ibu.”

“Lalu apakah kamu pernah mendapat beasiswa?” pemuda menggelengkan kepalanya. Kemudian direktur ini bertanya dimana ia dan ibunya tinggal serta apa pekerjaannya, dan si pemuda menjawab bahwa ia dan ibunya tinggal dipinggiran kota serta ibunya bekerja sebagai buruh cuci pakaian. Tak lama setelah itu si direktur mengulurkan tangannya untuk melihat kondisi kedua tangan pemuda ini.

“Apakah kau pernah membantu ibumu mencuci?”

“Tidak, ibu selalu ingin saya belajar dan membaca banyak buku pelajaran. Kemampuan mencucinya lebih hebat daripada saya.” Jawab si pemuda.

Sang direktur pun mengatakan sebuah permintaan kepada si pemuda ketika ia pulang dari tempat itu, ia meminta untuk membersihkan dan mengelap tangan ibunya. Merasa peluang bagus di depan mata, pemuda ini pun melakukan apa yang diminta sang direktur kepadanya. Sesampainya dirumah sang ibu terheran-heran dengan apa yang dilakukan anaknya, tapi biarpun begitu ia senang dan merasa terharu dengan sikap yang dilakukan oleh puteranya.

Dan saat si pemuda ini membersihkan tangan ibunya, saat itu ia menyadari ada begitu banyak luka di tangan sang ibu serta memar-memar kebiruan. Si pemuda begitu tersentuh hatinya dan menyadari bahwa selama ini perjuangan ibunya benar-benar keras untuk mendapatkan uang dan menyekolahkannya hingga lulus di tingkat universitas dengan nilai yang sangat baik.

Keesokan harinya si pemuda datang kembali dan menemui sang direktur. Ketika mereka saling berhadapan, si pemuda tidak mampu menahan air matanya karena ia masih teringat akan kedua tangan ibunya. Mereka terdiam sejenak dan setelah itu sang direktur mengajukan pertanyaan kepadanya.

“Bisakah kamu mengatakan apa yang saat ini sedang kau rasakan?”

Si pemuda ini menjawab, “Aku telah melakukan apa yang Direktur suruh kepadaku kemarin, dan aku menyadari betapa kerasnya perjuangan ibuku untuk aku selama ini. Aku merasa beruntung mempunyai ibu seperti ibuku dan aku mendapat sebuah pelajaran hidup yang baru. Saya menghargai semua yang telah ibu saya lakukan untuk saya”

Tanpa basa-basi, sang direktur langsung menerima pemuda ini bekerja diperusahaan yang dikelolanya lalu menjabat dengan kuat tangan si pemuda. “Orang seperti inilah yang sedang saya cari. Saya mencari seseorang yang dapat menghargai segala sesuatu dan bantuan orang lain, yang mengerti penderitaan orang lain dan tidak menjadikan uang sebagai tujuan utamanya.”

Setelah proses interview tersebut, si pemuda diterima bekerja dan menjalani pekerjaannya dengan sangat baik. Jenjang kariernya berkembang hingga ia dikenal sebagai seorang manajer yang baik.
Sobat Gemintang, kita mendapat begitu banyak pelajaran dari kisah diatas. Dalam dunia kerja kita tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan setiap tugas dengan baik, tapi kita juga harus bisa menghargai pekerjaan orang lain. Bekerja dengan hati yang tulus dan tidak mejadikan uang sebagai prioritas utama kita dalam hidup ini. Pelajaran lainnya yang kita dapat adalah kasih sayang seorang ibu yang tulus untuk anaknya. Dan sebagai anak, sudah sepatutnya kita menghargai semua jerih payah beliau dengan penuh rasa hormat. Kalau pemuda tersebut bisa, kita pun juga harus bisa!

SUMBER

Bangkit Dari Keterpurukan


Hidup ini ibarat roda berputar. Ada saat dimana kita berada diatas dan ada saat dimana kita berada di bawah. Kedua hal tersebut masing-masing memberi kita pelajaran hidup. Seperti kisah dari salah satu teman saya berikut ini.

Dian Rahma, dia adalah teman saya dari sejak SD hingga kuliah kini. Ia dikenal sebagai perempuan jenius, cantik sekaligus pemborong prestasi di sekolah. Sikap dan wataknya juga baik, ia dikenal sebagai perempuan yang bersahaja. Maka tak heran jika ia menjadi kesayangan para guru-guru dan dosen di kampus. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang ramah saat bergaul dengan teman-temannya, termasuk saya.


Prestasinya dibidang akademik dan non akademik seakan menjadi santapan harian. Ia pernah menjuarai lomba Sains tingkat nasional, lomba matematika, lomba berdialog dalam bahasa Inggris, lomba atletik 800 meter, lomba renang dan sederet perlombaan lainnya.  Namun, kesuksesan yang ia raih dimasa-masa emasnya seakan redup diterpa angin badai saat sebuah kecelakaan tabrak lari menimpanya.

Kala itu, Dian mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan tulang tengkoraknya retak dan juga kedua kakinya. Ia pun harus menjalani masa-masa perawatan yang cukup lama serta menyakitkan. Seiring berjalannya waktu, prestasi yang telah diraihnya selama ini digeser oleh orang lain dan mau tak mau ia ketinggalan banyak materi pelajaran dari kampusnya. Kini, nama Dian Rahma tak lagi seharum dulu.

Tapi walaupun begitu, dengan pelan tapi pasti ia mencoba meraih kembali apa yang sempat hilang dari dirinya. Ia belajar dengan keras dan berlatih agar kakinya dapat berjalan seperti sedia kala. Tak mudah bagi Dian saat itu menghadapi apa yang telah terjadi. Dia anak yang baik dan bersahaja juga selalu menuruti perkataan orang tua, tapi kenapa ia ditimpa musibah berat seperti itu?

Sobat Gemintang, sesungguhnya ada banyak pelajaran hidup yang dapat kita pelajari dilingkungan sekitar kita. Bangkit dari keterpurukan sejatinya adalah hal yang tidak mudah, bahkan sangat berat. Kita harus melawan perasaan sedih dan kecewa serta kembali berjuang dari titik nol. Tapi semua itu adalah bentuk pelajaran hidup yang mengajarkan kita pada arti ketangguhan.

Hidup tanpa dinamika akan terasa datar dan membosankan. Karena itu, cobaan atau ujian hidup yang datang tak pernah memandang seperti apa pribadi tersebut. Yang perlu kita lakukan hanyalah bangkit dari keterpurukan agar kita bisa belajar bagaimana menjadi sosok yang tangguh dalam menjalani kehidupan yang keras ini. Jadi, jangan lagi mengeluh dengan setiap masalah yang menimpa kita. Ayo bangkit!

SUMBER

Hal Kecil yang Membawa Perubahan


Sebenarnya kita tahu, bahwa segala hal yang besar itu bermula dari hal yang paling kecil. Namun tak banyak yang mengerti bagaimana hal kecil bisa mendatangkan sesuatu yang besar ketika kita melakukan hal yang besar justru tak mendatangkan apa-apa. Kisah berikut, semoga bisa menginspirasi kita bahwa tak ada sesuatu pun yang akan sia-sia bila kita melakukannya dengan sukacita.

Seperti biasanya, seorang Gadis yang tinggal bersama neneknya, menyapu seluruh halaman di depan rumah. Neneknya selalu berkata agar halaman tak perlu dibersihkan, karena daun pepohonan pasti akan berguguran dan mengotori halaman lagi, “Sudah jangan disapu lagi, biarkan saja, cukup sapu bagian dalamnya saja.” ujarnya. Namun Gadis hanya tersenyum mendengar keluhan yang bukan pertama kali ia dengar dari neneknya itu.


Tiba sore hari saat Gadis sudah pulang dari bekerja, Neneknya menghampiri dan meminta ia untuk mengambilkan daun di pekarangan. Namun sepertinya Nenek sudah menunggu cukup lama hingga ia merasa kesal dan akhirnya menyusul kesana.

Gadis : “Nenek, kenapa kesini? Tunggu saya sebentar lagi.”
Nenek : “Ini sudah gelap. Kamu sedang apa?”

Gadis pun tersenyum sendiri dan memperlihatkan sesuatu pada Neneknya. “Nenek, bagus, kan?”
Nenek yang terkejut kembali bertanya, “Kapan kamu membuatnya?”
Gadis menjelaskan, “Setiap kali saya menyapu halaman, dedaunan kering itu saya kumpulkan, Nek. Kalau senggang, ya ini yang saya lakukan. Tapi sayang, ini belum sepenuhnya selesai, Nek. Tunggu sedikit lama lagi, ya.”

Rupanya gadis itu membuat sebuah kerajinan unik yang ia buat dari dedaunan kering dan menempatkannya sebagai hiasan tembok di pekarangan belakang rumah. Satu persatu dedaunan kering direkatkan ke tembok. Dan kini, karyanya mendekati sempurna. Selain itu ia kembali menjelaskan,

“Lagipula Nek, halaman depan rumah itu kan muka saat tamu akan bertandang kerumah kita. Walaupun pekerjaan hanya akan sia-sia, tapi bukankah lebih baik ketimbang hanya memandanginya saja? Semakin hari halaman tentu akan semakin kotor, bila kita sama sekali tidak perlahan-lahan membersihkannya.”

Ya, menyapu pekarangan rumah merupakan aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari. Sebagaimana rumah yang bisa kapan saja kotor, begitupun halnya dengan diri kita. Bersihkan diri dari rasa benci, dendam, iri dan dengki kepada sesama. Keburukan yang tumbuh sedikit demi sedikit tanpa kita berusaha memperbaikinya, maka suatu saat akan menjadi keburukan besar dan bukan tidak mungkin justru kita sendiri yang akan menanggung akibatnya.

Bersikaplah sedikit lebih sabar saat orang lain menyakiti kita, karena itulah cara agar hal-hal kecil tak menjadi bom waktu bagi diri kita sendiri. Maka, hari-hari ini adalah waktu yang tepat dimana kita bisa selalu belajar untuk bisa lebih baik lagi dan selalu membawa perubahan sekalipun itu bermula dari hal yang kecil.
 
Dan juga melalui kisah ini kita belajar bahwa sesuatu yang nampaknya tak berharga pun bisa menjadi persembahan istimewa saat kita memperlakukannya dengan sukacita. Sebaliknya, banyak hal-hal berharga yang awalnya kita anggap spektakuler  justru pada akhirnya terlihat biasa saja. So, maknai hidup ini dengan bijaksana dan berusahalah untuk mengambil pelajaran hidup sekecil apapun itu.

SUMBER

Pelajaran Kehidupan


Guru-guru di sekolah atau dosen-dosen di kampus mengajarkan tentang banyak pelajaran selama kita menimba ilmu mulai dari TK hingga tingkat Universitas. Tapi tentu saja pelajaran tentang hidup tidak kita dapat di instansi-instansi tersebut karena pelajaran tentang kehidupan akan terus berjalan selama kita masih hidup. Nah, berikut ini ada hal-hal yang tidak dapat diajarkan guru atau dosen kepada para muridnya, tapi justru kita yang harus mempelajarinya sendiri. Seperti apa saja itu? Yuk mari kita mempelajarinya.
  • Make a decision
Dalam hidup akan selalu muncul berbagai macam pilihan. Membeli tas atau sepatu baru, pergi ke mall atau taman hiburan, bahkan memilih pasangan hidup dibutuhkan sebuah keputusan. Dan bagaimana membuat keputusan yang baik dan bijak? Pertimbangkan segala resiko serta pro kontra masing-masing pilihan yang ada. Dengarkan kata hati saat memutuskan untuk membuat suatu keputusan.
  • Berani bermimpi besar
Artis Agnes Monica berkata, dream, believe and make it happen. Bahkan kalangan politisi seperti Aburizal Bakrie dan pemimpin bangsa kita yaitu Soekarno berujar untuk bermimpilah setinggi-tingginya. So, Jangan pernah takut dan ragu untuk meletakkan mimpi kita ditempat yang paling tinggi. Justru hal tersebut akan membuat kita untuk berusaha lebih keras juga, bukan? Jangan takut jatuh, bermimpilah!
  • Menghadapi musuh terberat
Selama menjalani hidup, kita pasti menemui orang dengan sifat dan karakter yang berkebalikan dengan kita. Kitapun dapat mengetahui mana lawan dan mana kawan, si egois, si pem-bully atau mana orang yang dapat dipercayai. Tak perlu risau ketika Anda diperhadapkan dengan mereka. Perbedaan membuat dunia lebih berwarna. Yang terpenting kita tak perlu menjadi seperti mereka. Menjadi diri sendiri saja sudah cukup serta selalu siap menghadapi musuh terberat kita.
  • Menerima kritikan dengan hati terbuka
Tak semua orang suka dikritik. Kebanyakan orang justru lebih suka mengkritik. Namun dalam hidup kita tak bisa menghindari kritikan.Jadi daripad Anda pusing dengan kritikan yang ditujukan kepada diri Anda, lebih baik menerimanya dengan hati terbuka dan menjadikan kritik tersebut sebagai cambukan agar kita dapat melangkah lebih maju.
  • Ikhlas melepaskan
Pelajaran tentang melepaskan sesuatu bisa dibilang pelajaran hidup yang paling sulit. Misalnya, Anda sulit melepaskan kekasih atau persahabatan Anda, tapi jika Anda tetap mempertahankannya hal tersebut justru membuat Anda atau kekasih Anda tidak bahagia. Jadi, bejarlah pelan-pelan melepaskan sesuatu yang memang mesti dilepas. Hal ini sejatinya hanya merupakan serangkaian dari proses yang mesti terjadi di hidup kita.
  • Berdebat sehat
Perdebatan selalu bisa terjadi baik itu dengan keluarga, sahabat atau mungkin pacar Anda. Perlu diingat, sebaiknya hindari perdebatan yang justru akan merugikan diri Anda. Jangan pernah berdebat dengan menggunakan “otot” atau nada tinggi. Hindari juga kata-kata yang akan membuat Anda menyesal nantinya.
  • Menerima pujian
Saat Anda dipuji karena baju kerja Anda yang baru dan menarik atau sepatu model terbaru yang sangat cocok ketika Anda memakainya, jangan lantas menafsirkan pujian tersebut sebagai hal yang negatif. Katakan terima kasih atas pujiannya karena Anda layak untuk menerima itu dan hargailah diri Anda sendiri.

Melepaskan Belenggu Batin


Coba perhatikan perumpaan dari kisah berikut ini: Dian merasa sangat tertekan selama tinggal bersama mertuanya. Untuk itu Dian meminta kepada suaminya agar mereka pindah dari rumah tersebut dan mencari rumah baru untuk ditempati berdua. Selama menempati rumah baru, kehidupan dan pikiran Dian menjadi lebih tenang karena ia tak lagi merasa tertekan.

Setelah pindah, Dian mencoba memperbaiki hubungannya dengan sang mertua dan kini hubungannya dengan mertuanya kembali baik namun Dian tetap memutuskan untuk tidak lagi serumah dengan beliau.


Keputusan dan sikap aktif yang Dian ambil membuatnya lepas dari belenggu batin yang selama ini ia alami. Lalu bagaimana dengan kehidupan kita sehari-hari, Sobat ? Apakah Anda mengalami keadaan yang hampir sama dengan cerita diatas? Keadaan yang semula baik-baik saja, yang awalnya menyenangkan kini berubah drastis dan membuat Anda merasa tidak lagi nyaman.

Tentulah setiap manusia pernah merasakan saat-saat seperti itu. Saat-saat tidak menyenangkan yang mampu membelenggu batin. Lalu bagaimana jalan keluarnya? Mudah saja, jalan keluarnya yaitu mengambil keputusan. Keputusan Andalah yang menentukan apakah Anda bisa lepas dari belenggu batin itu atau tidak.

Jika keputusan yang Anda ambil sudah tepat dan benar, maka seiring berjalannya waktu belenggu itu pun akan terlepas dari dalam diri dan pikiran Anda. Jadi mulailah mengambil langkah atau tindakan dari segala kesulitan dan belenggu batin yang kini sedang Anda alami.

SUMBER

Mengatasi Rasa Kehilangan


Pernahkah kamu kehilangan sesuatu atau mungkin seseorang yang benar-benar berharga untukmu? Sudah pasti berbagai perasaan buruk berkecamuk saat itu mulai dari sedih, kacau, marah dan pastinya kehilangan.

Kehilangan mereka yang kita sayang terkadang membuat kita lupa akan makna sebuah pertemuan, “suatu pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan”. Apapun itu, siapapun itu, pasti memiliki batas waktu untuk bersama kita. Hal tersebut sudah merupakan hukum alam yang tidak bisa dihindari oleh siapapun.


Yang harus kita lakukan adalah bagaimana cara menghadapi perasaan kehilangan tersebut dengan benar. Jangan sampai perasaat tersebut membuatmu jatuh terpuruk dan kehilangan akal sehatmu.
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah berpikir positif. Cobalah untuk melihat segala sesuatu tidak dari sisi negatifnya saja, dengan melihat dari sisi positif maka hal ini akan mempercepat proses pengembalian rasa kehilanganmu.

Walaupun sulit, ikhlas adalah cara terbaik untuk membuat dirimu merasa lebih baik. Dengan merelakan mereka yang telah meninggalkanmu maka tidak hanya kamu yang bisa merasa lebih baik, mereka pun demikian. Mereka tidak akan senang melihatmu terus menerus terpuruk dan bersedih meratapi kepergiannya.

Doakan mereka yang telah meninggalkanmu agar mendapatkan tempat yang jauh lebih baik dibanding saat mereka masih bersamamu. Biarkan mereka merasa lebih bahagia ditempat barunya. Kamu pun harus turut berbahagia, karena ini memang sudah takdir yang digariskan Tuhan.
Terakhir, segeralah bangkit dan menatap kehidupan. Tentu saja kamu boleh menangis karena merasa kehilangan, tapi pastikan untuk tidak menangisinya berlarut-larut dan segeralah bangkit untuk menghadapi kehidupanmu.

SUMBER

Apakah Kamu Telur, Kentang Atau Kopi?


Setiap orang pasti menghadapi tekanan dan masalah dalam hidup. Setiap orang pun punya sikap berbeda dalam meresponi tiap masalah yang ia hadapi. Tidak jarang, masalah-masalah membuat kita lelah dan tertekan. Inilah yang dialami Tania, seorang wanita muda berusia 22 tahun yang baru saja masuk ke lapangan kerja.

Dengan lunglai, ia pulang ke rumah melihat sang ayah sedang duduk mengaso di beranda depan. Sambil mengeluh, Tania duduk di sebelah ayahnya dan mulai mengeluhkan kesulitan-kesulitan hidupnya. Di akhir cerita ia berkata, “Aku capek, Pah.”


Ayahnya membawa Tania ke dapur. Ia pun segera menjerang air di tiga panci kecil berbeda secara bersamaan. Ketika air dalam panci-panci itu mulai mendidih, ia segera menempatkan kentang di panci pertama, telur di panci kedua, dan serbuk kopi hitam di panci ketiga.

Setelah 20 menit, ia mulai mematikan kompor dan mengambil satu mangkok dan meniriskan kentang dan telur yang tadi direbus ke dalamnya. sang ayah pun mengambil satu cangkir dan mengisinya dengan seduhan kopi.

Tania yang bingung dan lelah, memandang ayahnya dengan penuh tanya.

Sambil tersenyum lembut, sang ayah bertanya, “Apa yang kamu lihat?”

“Kentang, telur, dan kopi?” jawab Tania.

“Lihat dan sentuh kentang dan telurnya.” Tania pun menyentuh kentang yang melembut sesudah direbus dan telur rebus. Kemudian ia menyesap kopi yang tadi diseduh sang ayah, aroma kopi itu membuat Tania merasa tenang dan tersenyum kecil.

“Kamu lihat kan baik kentang, telur dan kopi semuanya menerima perlakuan yang sama yaitu dimasukkan ke dalam air mendidih. Tapi, tidakkah kamu menyadari perbedaan hasil akhir dari ketiganya? Kentang yang awalnya keras menjadi lembut dan mudah dilumat, sebaliknya telur yang tadinya cair mengeras dan menjadi solid. Lain lagi dengan kopi yang akhirnya mengubah warna air dan menghasilkan aroma yang harum. Sama halnya dengan manusia, kita semua mengalami masalah, namun yang membedakan satu dengan yang lain adalah respon kita ketika menghadapi masalah itu. Apakah kita akan hancur, menjadi semakin kuat, atau malah memberi pengaruh yang baik pada sekeliling kita?”

Setelah mendengarkan penjelasan sang ayah, Tania berlari menghampiri ayahnya, memeluk, dan mengucapkan “terimakasih, Papa.”

Sobat, sama seperti Tania, kita pun mau tidak mau akan selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan dan masalah. Tapi yang paling penting adalah bagaimana sikap kita ketika menghadapi setiap tantangan dan masalah itu. Usahakan setiap tantangan dan masalah yang kita hadapi menjadikan kita semakin kuat, bukannya terpuruk.

SUMBER

Langkah Bijak Si Tukang Kayu


Jauh di pedalaman terdapat sebuah desa petani yang subur dan dialiri banyak sungai-sungai kecil. Di desa itu hidup sepasang saudara yang selalu berbagi dan saling menolong. Keduanya diwarisi bidang tanah yang cukup besar untuk diolah. Selama berpuluh-puluh tahun mereka saling bertukar alat pertanian, berbagi benih dan bibit, serta berbagai cara-cara sukses dalam bertani.
 
Suatu hari terjadi sebuah kesalahpahaman kecil diantara keduanya. Dengan emosi yang kian memuncak, harmoni dan hubungan baik yang dulu terjalin pun rusak akibat kata-kata keras yang menyakitkan dan pertengkaran hebat. Perang dingin pun terjadi diantara kedua saudara ini.

Di satu pagi, seorang tukang kayu mendatangi rumah sang kakak. Dengan hormat, si tukang kayu mengetuk pintu rumah sang kakak.

“Anda siapa? Ada perlu apa?” ujar sang kakak.

Sambil tersenyum kecil si tukang kayu menjawab, “Saya seorang tukang kayu keliling. Saya sedang mencari pekerjaan. Apakah ada yang bisa saya kerjakan untuk tuan?”

Sambil mengelus-elus janggut, sang kakak pun akhirnya menjawab penuh semangat, “Ah kebetulan sekali! Saya membutuhkan jasa Anda!”

Sang kakak pun mengajak si tukang keyu ke dekat parit yang cukup lebar yang membatasi tanah pertaniannya. “Anda lihat tanah yang diseberang parit itu? Itu tanah adik saya. Beberapa hari yang lalu dia mengeruk tanah di sekitar parit sana sehingga parit ini semakin besar. Dia memang benci pada saya. Jadi, saya butuh bantuan Anda untuk membangun sebuah pagar yang tinggi dan tebal sehingga saya tidak perlu lagi melihat dia atau tanahnya. Anda bisa?”
Sambil mengedikkan kepala, si tukang kayu menjawab, “Baiklah, saya mengerti. Saya akan membantu tuan.”

“Bagus sekali. Semakin cepat selesai semakin baik! Tapi saya harus pergi ke kota, nanti sore baru kembali. Kalau Anda butuh bantuan panggil saja pekerja di rumah saya.” Kemudian sang kakak pun pergi.

Si tukang kayu mengeluarkan semua peralatannya dan mulai bekerja. Sepanjang hari itu, si tukang kayu bekerja keras, mulai dari mencari kayu-kayu terbaik, membeli paku dan bor, memotong kayu, dan membangun. Kerja kerasnya yang luar biasa langsung selesai sore itu juga. Tersenyum lebar, sang tukang kayu memandangi hasil kerja kerasnya.

Ketika sang kakak kembali dari kota, ia bingung mendapati banyak orang yang berkumpul di sekitar rumahnya. Ia pun bergegas menghampiri kerumunan untuk melihat apa yang mereka lihat. Sang kakak pun terkesiap ketika melihat sebuah jembatan kayu yang terlihat kuat, kokoh, namun cantik menjulang di atas parit yang menghubungkan tanahnya dan tanah sang adik.

Sambil berlari mendekati jembatan itu, ia melihat si tukang kayu sedang membereskan peralatannya. Belum sempat ia menghampiri si tukang kayu, terdengar suara sang adik dari ujung jembatan, “Kak!! Saya tidak percaya kakak membangun jembatan ini setelah semua yang telah saya lakukan pada kakak.”

Melihat wajah haru sang adik, sang kakak pun berlari ke atas jembatan dan mereka berpelukan sambil saling meminta maaf. Warga desa yang melihat kejadian itu pun ikut menitikkan air mata haru.

Ketika sang tukang kayu hendak meninggalkan rumah sang kakak, sang kakak berkata, “Tunggu sebentar, saya masih punya banyak pekerjaan untuk Anda.”

Si tukang kayu menggeleng sambil berkata, “Masih banyak jembatan yang perlu saya bangun.”

SUMBER

Putuskan dan Lakukan!


Sore itu, aku harus menjemput seorang rekan kerja yang baru tiba dari Bali. Ketika menanti kedatangan pesawat di pintu kedatangan bandara, aku melihat satu keluarga di sebelahku. Seorang ibu dengan tiga orang anaknya. Tidak lama berselang, tampak sang anak lelaki tertua berteriak, “Ayah!!”

Aku pun melayangkan pandangan ke arah pintu kedatangan dan melihat seorang pria paruh baya dengan seyum sumringah dan tangan terbuka lebar. Si anak lelaki berlari menghampiri sang ayah diikuti adik lelakinya. Sang ayah langsung memeluk anak lelaki yang lebih kecil sambil bertanya,

“Bagaimana kamu, Randi, sehat?”

“Sehat, Yah!” jawab anak lelaki itu semangat. Kemudian sang ayah memalingkan wajah dan memandang anak lelaki yang paling tua.

“Wah, kamu tampak lebih tinggi dari terakhir kali ayah lihat!” ucapnya sambil mengelus-elus kepala sang anak. Si anak tersenyum simpul dan memeluk pinggang sang ayah. Mereka bertiga menghampiri sang ibu dan anak perempuan batita dalam gendongannya.

“Waduh, putri kecil ayah makin manis dan makin cantik saja.” Sang ayah mengambil putrinya dari gendongan sang ibu. Si anak batita mengalungkan kedua tangan kecilnya di leher sang ayah dan menyandarkan kepala di pundak ayahnya dengan senyum yang sangat manis.

Sang ayah pun memandang istrinya sambil berkata, “Yang terbaik untuk yang paling akhir. Hai, sayang? Kamu pasti lelah menjaga mereka semua. Kamu sudah bekerja keras.” Katanya kemudian memberikan ciuman yang panjang dan lama.

Aku cukup terkejut melihat ekspresi kasih sayang seperti ini di tempat umum mengingat kita orang Timur jarang melakukannya. Melihat kerinduan dan kelegaan yang terpancar dari wajah orang-orang di keluarga ini, aku jadi penasaran sudah berapa lama pasangan ini menikah dan berpisah?

“Maaf, Pak kalau boleh tahu sudah menikah berapa lama? Kok mesra sekali?” tanyaku penasaran.

“Hm, kami sudah menikah empat belas tahun. Anak pertama kami, Rama, sudah berusia dua belas tahun,” jawab sang ayah bangga.

“Oh. Lalu memang Bapak sudah pergi berapa lama? Kok sepertinya semua begitu merindukan bapak?” tanyaku lagi. Aku tahu pertanyaanku cukup lancang, namun aku benar-benar penasaran.

“Saya hanya pergi dua hari ke luar kota.”

Dengan wajah tak percaya, aku berkata kecil, “Saya berharap bisa memiliki pernikahan seperti yang Bapak miliki.”

Sang ayah tersenyum sambil berkata, “Jangan berharap, tapi putuskan dan lakukan!”

SUMBER

Keluar dari Jurang Kemiskinan


Apakah kesuksesan merupakan takdir, dimana segalanya sudah ditetapkan sebelumnya? Apakah mereka yang terlahir miskin akan berakhir dalam kemiskinan juga? Tidak. Inilah yang dibuktikan oleh Sherwin, seorang CEO dari sebuah organisasi amal yang berasal dari kaum bawah.

Sherwin merupakan anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ia bersama keluarganya biasa tinggal di sebuah rumah yang dibangun dari kardus-kardus bekas. Tiap tahunnya mereka harus membangun rumah kardus baru karena rumah sebelumnya selalu tersapu banjir atau topan. 

Ia mulai menemukan sebuah harapan baru ketika ia berusia 9 tahun. Pada waktu itu, sebuah organisasi amal dari luar negeri berkunjung ke kawasan kumuh tempat tinggalnya untuk memberi beasiswa bagi anak-anak miskin yang lulus tes. Perasaan senang dan tak percaya ia rasakan ketika namanya disebut sebagai salah satu penerima beasiswa.

Selama menerima beasiswa, harapan Sherwin untuk masa depan yang lebih baik semakin terpupuk. Banyak pengalaman pertama yang ia rasakan, seperti pertama kali mendapat berbagai alat tulis dan keperluan sekolah. Sepatu pertama yang pernah dimilikinya pun berasal dari bantuan beasiswa tersebut.

Saking sayangnya dengan sepatu itu, ia selalu melepaskannya di kala hujan agar sepatunya tidak kotor dan basah. Namun, kemalangan nampak menghampirinya sekali lagi. Di usianya yang ke-19, ayahnya meninggalkan keluarga mereka. Tidak lama kemudian, sang ibu pun melakukan hal yang sama.

Karena kakaknya sudah menikah dan tidak tinggal bersama mereka, Sherwin pun menjadi tulang punggung ke-7 adiknya. Dengan penuh perjuangan, ia berusaha melanjutkan kuliahnya sambil bekerja untuk adik-adiknya. Akhirnya, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya sampai jenjang S2.
Dalam keberhasilannya, ia tidak melupakan orang-orang yang bernasib sama dengannya. Ia pun mencoba mendirikan sebuah organisasi yang fokus membantu orang-orang miskin untuk dapat menikmati pendidikan.

Saat ini organisasi amal yang ia dirikan tahun 2011 lalu sudah berhasil membantu lebih dari 600 anak-anak miskin untuk bersekolah. Selain itu, organisasinya pun selalu bersiap memberikan pertolongan pertama untuk daerah-daerah yang dilanda topan.
Hadiah kesuksesannya ternyata jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Kedua orang tuanya meminta maaf dan mulai berkumpul kembali dengan anak-anaknya.

5 Tips Kembangkan Karier


Apakah Sobat sedang merasakan rasa jenuh dalam perjalanan karier Sobat? Atau merasa kamu seharusnya mendapatkan sesuatu yang lebih baik? Bila hal ini kamu alami, ada baiknya kamu mulai introspeksi diri dan berbenah. Analisa apa saja faktor yang menyebabkan karier kamu jalan di tempat. Setelah itu, kamu bisa mencoba mempraktikan 5 tips sederhana untuk mulai mengembangkan karier.

1. Mulai pasarkan diri kamu

Buatlah daftar apa saja kelebihan dan kekuranganmu. Pastikan kamu mengasah semua kelebihanmu selama kamu bekerja. Dengan cara ini kamu bisa memasarkan keahlian-keahlianmu. Selain itu, pandai-pandailah melihat kesempatan yang memungkinkan kamu menawarkan bantuan yang berhubungan dengan keahlianmu.

2. Tingkatkan kemampuan komunikasi

Keahlian berkomunikasi sangatlah penting tidak peduli apapun pekerjaan kamu. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan membantumu untuk membangun relasi dan jejaring yang mungkin akan kamu butuhkan di masa depan. Nilai lebih akan kamu dapatkan bila kamu juga menguasai beberapa bahasa asing. Jadi tidak ada salahnya mengambil kelas tambahan atau les bahasa dan komunikasi.

3. Jangan ragu untuk memimpin

Pria dan wanita memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Bila kamu diamanatkan untuk memimpin sebuah organisasi atau pekerjaan, kamu tidak perlu takut. Seringkali yang membatasimu untuk mampu memimpin adalah persoalan gender. Sering ditemui para pemimpin wanita yang cenderungan menghindari gaya memimpin pria, dan begitu pun sebaliknya. Nah, kamu harus berhenti berpikir demikian. Tidak ada salahnya menggabungkan sisi maskulin dan feminin untuk mencari gaya yang paling sesuai dengan kepribadianmu. Originalitas merupakan salah satu kunci kesuksesan.

4. Jangan cuma cari aman

Salah satu hal yang dapat membuat kamu stuck dalam karier adalah keinginan untuk selalu menyenangkan semua orang. Padahal, ada waktunya kamu harus berani mengambil resiko dan sikap yang berbeda dari kolega-kolegamu. Tidak mustahil kamu akan sedikit ditandai dan mungkin dipandang sebelah mata. Sikap terlalu menghindari konfrontasi bisa jadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk diperbaiki. Jadi, jangan takut mengambil resiko!

5. Teruslah belajar

Bila kamu merasa puas dengan apa yang kamu kerjakan sekarang, kamu akan sulit berkembang. Carilah hal-hal yang ingin kamu capai. Perbesar kapasitas dirimu dengan berbagai ilmu dan keahlian. Akan lebih baik bila kamu dapat menemukan seorang mentor yang bisa membantumu. Mentor bisa sekaligus menjadi motivator dan pembimbing kamu.

Kebiasaan Baik Orang-Orang Produktif


Tugas kantor, laporan mingguan, email yang menumpuk, apakah sering membuat Sobat Gemintang kewalahan mengatur waktu sehingga Anda seringkali merasa kesulitan menjadi seseorang yang produktif? Dosen senior dari sekolah bisnis Harvard, Robert Pozen, mengatakan kunci menjadi produktif adalah mengetahui skala prioritas dan tujuan Anda menjadi seorang yang produktif. Untuk itu, yuk ketahui kebiasaan baik orang-orang produktif yang bisa kamu contoh berikut ini.

1. Mengetahui pekerjaan apa saja yang mesti diselesaikan terlebih dahulu

Orang-orang yang produktif mempunyai kebiasaan menulis hal-hal apa saja yang mesti ia lakukan saat bekerja: dari mulai hal yang kecil hingga besar. Lalu membagi hal-hal tersebut menurut skala kepentingannya. Mereka juga memahami pekerjaan apa saja yang harus diabaikan sejenak dan tidak panik saat diperhadapkan dengan tugas-tugas baru.

2. Tahu mana yang penting dan mendesak

Pahami, teliti dan catat hal-hal atau pekerjaan apa saja yang penting dan mendesak karena sudah jelas dua hal ini sangat berbeda. Itulah mengapa dikatakan Anda perlu mengatur skala prioritas dan mampu membedakan mana yang penting dan mana yang mendesak untuk segera dikerjakan.

3. Think Win-Win

Setiap orang punya kepentingan, tapi bukan berarti Anda bertindak egois dengan mengerjakan prioritas yang menguntungkan Anda dan merugikan orang lain. Salah satu kebiasaan baik orang-orang produktif adalah mereka mempunyai cara berfikir win-win. Memang terasa sulit untuk mempraktekan kebiasaan yang satu ini, tapi selagi Anda mempunyai rasa empati terhadap situasi-kondisi yang dihadapi orang lain, percayalah, segalanya akan terasa mudah.

4. They handle things once

Rahasia lain menjadi seorang yang produktif dikatakan Pozen yaitu dengan menggunakan strategi OHIO atau “Only Handle It Once”. Ketika Anda telah memilih pekerjaan mana yang akan Anda tangani maka selesaikan hal tersebut hingga tuntas dan barulah kembali mengerjakan hal lain. Hal ini tentu saja membuat Anda tidak membuang banyak waktu untuk melakukan sisa-sisa pekerjaan yang terbengkalai.

5. Jadi sosok yang proaktif

Lakuka segala sesuatu maupun hal-hal yang menjadi prioritas Anda dengan sepenuh hati tanpa ada paksaan. Hal apapun yang dilakukan dengan sepenuh hati tanpa paksaan akan membuat hasil pekerjaan Anda baik dan berjalan lancar.

SUMBER

Tips Sukses Menjalankan Bisnis Kecil


Apakah Anda sedang mencoba berwirausaha dengan menjalankan bisnis kecil? Untuk membuat bisnis kecil Anda sukses, tentu saja tidak cukup hanya dengan modal dana atau kemampuan atau keahliah semata. Ada beberapa hal yang wajib Anda lakukan agar bisnis Anda tidak berhenti begitu saja di tengah jalan. Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan selama menjalankan bisnis Anda.
  • Tingkatkan kreativitas

Yang akan membuat bisnis Anda dikenal konsumen adalah keunikan bisnis Anda yang berbeda dari bisnis-bisnis serupa. Bebaskan diri Anda untuk berkreativitas sehingga produk atau jasa yang Anda tawarkan menjadi sesuatu yang berkesan dan menarik perhatian konsumen. Tidak ada salahnya meminta saran atau bantuan dari pebisnis lain yang sudah memulai bisnis serupa. Selain itu, akan sangat berguna bila Anda berani melakukan survei kecil langsung pada target konsumen Anda. Hal ini akan memastikan bahwa produk atau jasa yang Anda tawarkan merupakan jawaban dari kebutuhan konsumen.
  • Kenali lawan usaha Anda

Ada baiknya Anda mengobservasi kelebihan-kelebihan dari bisnis-bisnis serupa yang memang diminati oleh konsumen. Hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk dilakukan sehingga membuat bisnis kecil Anda mengalami kesuksesan yang sama. Jangan langsung merasa terintimidasi melihat lawan bisnis Anda, tapi belajarlah dari mereka.
  • Pastikan semuanya teratur dan terorganisir

Manajemen yang baik sangat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha. Oleh karena itu, Anda harus memastikan segala sesuatunya diatur dengan baik dan mendetail. Pastikan catatan untuk tiap pemasukan, pengeluaran, dan laba benar-benar lengkap dan mendetail. Akan lebih baik bila selalu dicek dan direkap tiap harinya sehingga tidak terjadi kebocoran dana.
  • Beri pelayanan terbaik

Pelayanan terbaik yang diberikan konsumen merupakan suatu jaminan untuk kepuasan konsumen. Selain itu, pelayanan yang baik akan membuat konsumen tidak kapok untuk mencari Anda bila dibutuhkan, mengingat baiknya pelayanan yang Anda berikan.
  • Konsistensi sangat dibutuhkan

Konsistensi merupakan hal penting yang harus selalu dijaga. Tidak peduli masalah apa yang Anda temui selama Anda menjalankan bisnis Anda, pastikan Anda tetap konsisten dengan kualitas produk atau jasa yang Anda tawarkan. Ini akan menjadi nilai tambah untuk bisnis kecil Anda.

SUMBER